memme.info – China telah melakukan akumulasi emas yang signifikan selama tahun terakhir, yang merupakan salah satu faktor yang berkontribusi pada lonjakan harga emas di pasar global. Pada periode yang ditandai dengan ketidakstabilan geopolitik, termasuk konflik Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina, harga emas sempat mencapai puncaknya di angka US$ 2.300 per troy ounce, seperti yang dilaporkan oleh DW pada tanggal 10 April.
Emas Sebagai Opsi Investasi Aman
Investor cenderung melihat emas sebagai aset yang aman dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan kemungkinan devaluasi mata uang. Menanggapi situasi ini, People’s Bank of China (PBC), bank sentral negara tersebut, telah mengintensifkan pembelian emas, dengan tujuan untuk meningkatkan cadangan emas nasional. Dewan Emas Dunia mencatat bahwa PBC telah menambah cadangan emas mereka selama 16 bulan berturut-turut, dan pada tahun 2023, PBC membeli lebih banyak emas daripada bank sentral mana pun di dunia, dengan total pembelian mencapai 225 metrik ton.
Kenaikan Kepemilikan Emas oleh PBC
Dalam dua bulan pertama tahun tersebut, PBC telah meningkatkan cadangan emasnya sebanyak 22 ton, menurut Krishan Gopaul, analis senior EMEA di Dewan Emas Dunia. Estimasi menyatakan bahwa PBC menyimpan sekitar 2.257 ton emas, menegaskan posisi mereka sebagai salah satu pemegang cadangan emas terbesar.
Konsumsi Emas di China
Peningkatan pembelian emas tidak hanya terjadi di level bank sentral, tetapi juga di antara konsumen individu di China. Kondisi ekonomi yang menantang telah mendorong mereka untuk membeli emas dalam bentuk koin, batangan, dan perhiasan, terutama setelah investasi di sektor real estat dan pasar saham lokal mengalami penurunan, serta adanya kekhawatiran terhadap mata uang yuan.
Diversifikasi Cadangan Devisa PBC dan Rencana BRICS
Tujuan China dalam mengakumulasi emas sebagian besar adalah untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan mendiversifikasi cadangan devisa mereka. Langkah ini juga selaras dengan ambisi BRICS, yang berusaha untuk meningkatkan pengaruhnya di panggung ekonomi global. BRICS telah membahas kemungkinan menciptakan mata uang bersama yang bisa menjadi pesaing dolar AS sebagai mata uang cadangan utama dunia di masa depan.
Pembelian emas oleh China, baik oleh bank sentral maupun konsumen, merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan keuangan nasional. Ini juga dapat dilihat sebagai langkah proaktif dalam kerangka kerja BRICS untuk meningkatkan pengaruh ekonomi dan potensi untuk memperkenalkan mata uang bersama yang baru. Dengan demikian, aktivitas ini memiliki implikasi jangka panjang yang penting bagi tatanan keuangan global.