memme.info – Pada Kamis, 13 Juni, pasukan Israel melakukan serangan ke sebuah kota di Tepi Barat yang diduduki, yang mengakibatkan kematian tiga warga Palestina. Serangan ini dilakukan sebagai bagian dari operasi pencegahan serangan militan, termasuk tindakan penahanan terhadap beberapa warga.
Laporan yang diterima menunjukkan peningkatan insiden kekerasan di Tepi Barat, yang dipicu oleh konflik berkelanjutan antara Israel dan kelompok militan Hamas di Jalur Gaza. Menurut sumber militer yang dilaporkan oleh Reuters, “Selama operasi penggerebekan di Qabatiya, pasukan mengepung sebuah bangunan di mana dua orang bersenjata berada, yang berujung pada pertukaran tembakan.”
Dua orang Palestina tersebut tewas dalam insiden tersebut, dengan saksi mata melaporkan pengangkatan salah satu jenazah menggunakan buldoser lapis baja. Pejabat kesehatan mengkonfirmasi kematian seorang warga Palestina ketiga di lokasi lain dalam kota yang sama.
Identitas korban yang tewas belum diumumkan secara resmi oleh kelompok bersenjata Palestina. Pasukan Israel menggambarkan dua orang yang tewas dalam bangunan sebagai “teroris senior,” dan menyatakan bahwa senjata telah disita dalam penggerebekan tersebut.
Pernyataan militer lebih lanjut menyebutkan bahwa beberapa warga Palestina ditahan dan bahan peledak yang tersembunyi di jalan-jalan telah berhasil dinetralkan. Seorang tentara Israel dilaporkan terluka selama pertukaran tembakan.
Kegiatan militer ini telah memicu kecaman dari komunitas internasional, yang mendesak penghentian penggunaan kekuatan yang berlebihan. Sejak dimulainya konflik terbaru pada Oktober 2023, telah tercatat lebih dari 37.000 warga Palestina meninggal, dengan mayoritas korban merupakan perempuan dan anak-anak. Upaya internasional sedang berlangsung untuk menghentikan siklus kekerasan ini.