memme.info – Dalam sebuah serangan yang merupakan salah satu yang terbesar sejak konflik di Gaza terjadi, Hizbullah telah menembakkan lebih dari 200 roket ke Israel utara. Ini dilakukan sebagai tanggapan atas pembunuhan komandan senior mereka, Taleb Abdullah, oleh pasukan Israel di Lebanon tenggara pada malam sebelumnya.
Menurut laporan Al-Jazeera, serangan tersebut terjadi pada hari Rabu, dan menyebabkan aktivasi sirene peringatan di puluhan komunitas di Israel utara. Dari jumlah roket yang diluncurkan, banyak di antaranya berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Israel, namun beberapa roket berhasil mendarat dan menyebabkan kebakaran.
Sampai saat laporan ini diterbitkan, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan akibat serangan tersebut. Militer Israel sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa mereka bertanggung jawab atas kematian Abdullah dan tiga anggota Hizbullah lainnya dalam serangan yang terjadi pada hari Selasa. Hizbullah, yang merupakan kelompok militan yang bersekutu dengan Iran, juga telah mengkonfirmasi bahwa Abdullah terbunuh dalam serangan udara di kota Jouaiyya.
Abdullah, yang juga dikenal dengan nama Haji Abu Taleb, adalah komandan dari divisi Hizbullah yang bertanggung jawab atas wilayah barat, membentang dari perbatasan dengan Israel hingga Sungai Litani. Abdullah merupakan salah satu dari beberapa pemimpin senior grup yang terbunuh sejak konflik dimulai pada 7 Oktober, termasuk Wissam al-Tawil, wakil kepala unit elit Radwan yang tewas dalam serangan udara di Lebanon selatan pada bulan Januari.
Selain itu, dalam upaya untuk menantang dominasi udara Israel di atas Lebanon, Hizbullah telah menembakkan beberapa rudal terhadap pesawat tempur Israel dalam minggu ini. Meskipun militer Israel mengkonfirmasi bahwa insiden tersebut terjadi, mereka menyatakan bahwa tidak terjadi kerusakan pada pesawat yang menjadi target.
Situasi ini menandakan peningkatan ketegangan dan potensi eskalasi yang lebih besar dalam konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hizbullah, dengan kedua belah pihak menunjukkan kesiapan mereka untuk melanjutkan konfrontasi militer.