memme.info – Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kelompok militan Palestina menginginkan “gencatan senjata total dan menyeluruh” di Gaza. Hal ini disampaikan setelah pemerintah Qatar selaku mediator menyatakan telah dilakukan proses gencatan senjata sementara. Pejabat Hamas Taher al-Tahri mengatakan kepada AFP, “Yang pertama kami katakan adalah gencatan senjata penuh dan menyeluruh, bukan gencatan senjata sementara.” Nunu, Selasa 30/1/2024 menambahkan, setelah perang berakhir, “lebih detail” dapat dinegosiasikan, termasuk pembebasan sandera.
Qatar, bersama Mesir dan Amerika Serikat, telah memimpin upaya mediasi sejak 1 Oktober. 7 pecahnya perang antara Israel dan Hamas. Sebelumnya pada Senin (29/1), Presiden Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan dalam pertemuan di Paris, Prancis, dengan direktur CIA Bill Burns dan kepala keamanan Israel dan Mesir, rencana gencatan senjata bertahap telah disusun.
Dia menekankan bahwa proses ini akan memungkinkan pembebasan perempuan dan anak-anak terlebih dahulu, dan bantuan akan sampai ke sekitar Jalur Gaza. “Kelompok tersebut berharap dapat meneruskan rencana ini ke Hamas dan membuat mereka berpartisipasi secara lebih efektif dan efisien dalam proses ini,” kata Sheikh Mohammed.
Tidak jelas apakah Hamas menerima usulan Qatar. Sebelumnya, Qatar merundingkan gencatan senjata selama satu minggu pada akhir November 2023, yang berujung pada pembebasan banyak tahanan Israel dan asing, serta pengiriman bantuan ke Jalur Gaza.
Selama serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, pasukan tersebut juga menewaskan 250 orang. Dari jumlah tersebut, menurut Israel, sekitar 132 orang masih berada di Gaza, termasuk sedikitnya 28 orang yang telah ditangkap. Sejauh ini, menurut Kementerian Kesehatan Hamas di Gaza, serangan militer Israel yang tiada henti telah menewaskan sedikitnya 26.637 orang, sebagian besar wanita, anak-anak, dan remaja.