memme.info – Menurut Assistant Professor Kanon Kino dari Graduate School of Engineering, University of Tokyo, meskipun Bumi tidak diperkirakan akan mengalami pendinginan dalam beberapa puluh ribu tahun ke depan, kemungkinan terjadinya zaman es dalam jangka panjang tetap relevan. Bumi telah mengalami siklus kuasi periodik periode glasial dingin yang bergantian dengan periode interglasial hangat selama 1 juta tahun terakhir.
Perubahan dalam siklus tersebut dipengaruhi oleh parameter astronomi seperti perubahan eksentrisitas orbit Bumi mengelilingi Matahari, kemiringan sumbu rotasi Bumi, dan presesi sumbu rotasi Bumi. Saat ini, Bumi berada dalam periode interglasial yang dimulai sekitar 10.000 tahun yang lalu, dan diprediksi akan berlanjut selama 30.000 hingga 50.000 tahun ke depan jika hanya mempertimbangkan perubahan insolasi di masa depan.
Aktivitas manusia, terutama emisi gas rumah kaca seperti CO2, telah memberikan dampak signifikan pada lamanya periode interglasial. Konsentrasi CO2 dalam atmosfer, semula berkisar 180-280 ppm selama satu siklus, tiba-tiba meningkat secara drastis dalam 100 tahun terakhir akibat aktivitas manusia, mencapai 416 ppm pada 2022. Karena kenaikan CO2 terkait dengan perpanjangan periode interglasial, pendinginan iklim yang diharapkan tidak akan terjadi dalam waktu dekat menurut perkiraan Kino.